Contohperilaku ikhlas sabar dan pemaaf dalam kehidupan sehari hari bacaanmadani 10 02 00 pm akhlak bacaan islami 1 comments ikhlas sabar dan pemaaf merupakan perilaku terpuji yang harus bisa diamalkan dalam kehidupan sehari hari. Baca Online Buku 52 Kisah Teladan Untuk Anak Saleh Adalah Buku Bergambar Tentang Kisah
Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah. Bahkan para ulama mengatakan, ruhnya amal adalah ikhlas. Dalam Kitab Al-Hikam, Syeikh Ibnu Atho'illah As-Sakandari wafat 1309, menceritakan salah satu akhlak mulia Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam SAW. Beliau mengajarkan hakikat ikhlas yang begitu suatu hari saat Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan beberapa sahabatnya. Datanglah seorang perempuan kafir membawa beberapa biji buah jeruk sebagai hadiah. Rasulullah menerimanya dengan senyuman gembira. Lalu mulailah jeruk itu dimakan oleh Rasulullah SAW dengan tersenyum. Sebiji demi sebiji hingga habislah semua jeruk tersebut. Maka ketika perempuan itu meminta izin untuk pulang, maka salah seorang sahabat segera bertanya mengapa tidak sedikit pun Rasulullah menyisakan jeruk tadi untuk sahabat lainnya. Rasulullah SAW pun menjawab "Tahukah kamu, sebenarnya buah jeruk itu terlalu asam sewaktu Aku merasakannya pertama kali. Kalau kalian ikut makan, Aku takut ada di antara kalian yang akan mengernyitkan dahi atau memarahi perempuan tersebut. Aku takut hatinya akan tersinggung. Sebab itu Aku habiskan semuanya."Akhlak yang agung seperti ini tidak dapat dipoles di permukaan, tetapi semata-mata karena ada cahaya ikhlas yang sudah tertanam di dalam hati. Sikap dan perilaku adalah cerminan hati. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda"Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, 'Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah', lalu Allah berfirman, 'Ikhlas adalah salah satu dari rahasiaku, yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku". Kata Syeikh Ibnu Atho'illah, tidak ada amal-amal yang agung dapat tegak kecuali Allah telah menanamkan cahaya ikhlas yang dapat menghidupkan amalnya. Amal adalah geraknya badan lahir atau hati. Amal itu digambarkan sebagai tubuh jasad. Sedangkan ikhlas itu sebagai ruhnya. Badan tanpa ruh berarti mati. Allah Ta'ala berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan ikhlas kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus. Al-Bayyinah 5. Di ayat lain, "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan ikhlas kepada-Nya. Az-Zumar 2.Ikhlas itu bertingkat sesuai perbedaan orang yang beramal. Pertama, keikhlasan orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah adalah bersih dari pada riya' yang nampak maupun yang tersembunyi. Tujuan amal perbuatan mereka selalu hanya pahala yang dijanjikan oleh Allah kepada hamba-Nya, dan supaya diselamatkan dari keikhlasan orang-orang yang cinta kepada Allah. Ia beramal hanya karena mengagungkan Allah, karena hanya Allah Dzat yang wajib diagungkan, bukan karena pahala atau selamat dari siksa neraka. Perempuan sufi Robi'ah al-'Adawiyyah pernah bermunajat kepada Allah "Ya Allah, aku beribadah kepadamu bukan karena takut nerakamu, dan juga tidak karena cinta dengan surgamu." Ketiga, keikhlasan orang-orang yang sudah ma'rifat mengenal kepada Allah. Mereka selalu melihat kepada Allah, gerak dan diamnya badan dan hatinya itu semua atas kehendak Allah. Mereka tidak merasa kalau bisa beramal, kecuali diberi pertolongan oleh Allah, tidak sebab daya kekuatan dirinya sendiri. Wallahu A'lam bisshowab.rhs
Ternyatadayang Drati, yang kemudian diambil sebagai selir pun tidak ikhlas dalam melayani Abiyasa sebagai suaminya Drama korea sudah menjadi tontonan favorit di beberapa negara, tak terkecuali Indonesia yang telah memiliki penggemar yang cukup fanatik Kisah seorang anak bernama Cindelaras, yang tinggal di Hutan bersama Ibunya Kerajaan Oleh Rendy Setiawan* Masa kehidupan umat Islam yang terbaik adalah pada tiga generasi paling awal, yaitu masa nubuwwah dan sahabat, masa tabi’in, masa tabi’ut tabi’in. Yang dimaksud dengan masa nubuwwah adalah masa di mana Muhammad putra Abdullah diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah ketika usia 40 tahun hingga beliau wafat pada usia 63 tahun. Kemudian masa sahabat, adalah masa di mana setiap orang yang hidup dan bertemu Rasulullah, kemudian mengimani apa yang dibawanya hingga ajal menjemputnya, maka selain yang ini, tidak masuk kategori sahabat. Masa tabi’in, adalah masa di mana setiap yang hidup dan bertemu sahabat nabi, kemudian mengimani apa yang disampaikan sahabat tentang ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pun demikian dengan masa tabi’ut tabi’in. Inilah tiga masa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai masa terbaik umat ini. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi setelah itu, kemudian generasi setelah itu.” Riwayat Bukhari Pernahkah terbetik dalam benak pikiran, ketika membandingkan manusia modern sekarang dengan generasi dahulu dalam Islam? Generasi salafusshalih, sebaik-baik generasi. Generasi yang langsung dibimbing dan dididik oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Generasi pertama yang langsung menerima wahyu Al-Qur’an dari Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Sampai-sampai generasi salafussalih diabadikan dalam Al-Qur’an. Mereka memiliki karakter yang khas, karakter Qur’ani. Generasi salafussalih adalah generasi yang menyambut seruan Allah Ta’ala dengan seluruh jiwa raganya, tanpa ragu sedikitpun. Mereka tidak ragu terhadap perintah-perintah-Nya. Mereka beriltizam dengan perintah-perintah dan larangan-Nya. Mereka menerima Islam secara totalitas, tak ada yang dikurangi sedikitpun, khususnya ketika menjalankan furu’ cabang, terlebih yang bersifat ushul pokok. Allah Ta’ala, mengingatkan kepada manusia bahwa perhiasan dunia yang Allah berikan, berupa harta dan anak, merupakan kekayaan yang dapat dinikmati sepanjang kehidupan dunia. Sahabat nabi adalah kumpulan orang-orang kaya, namun mereka ikhlas meninggalkan kekayaan mereka, mereka ikhlas menyerahkan hartanya, seluruh yang mereka punya, mereka ikhlas untuk berjuang di jalan Allah. Salah satu generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi. Sampai-sampai Rasulullah sendiri melarang umatnya menghina sekecil apapun keburukan sahabat, Rasulullah bersabda, “Jangan kalian hina sahabatku…” Hal ini karena peranan sahabat yang ikhlas membantu dakwah Rasulullah. Bisa jadi, di antara kita masih ada yang bertanya, Apa sebenarnya makna ikhlas itu? Jika ditinjau dari sisi bahasa berasal dari kata “kholasho” yaitu kata kerja intransitif yang artinya bersih, jernih, murni, suci, atau bisa juga diartikan tidak ternoda tidak terkena campuran. Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya. Ikhlas juga mengandung arti meniadakan segala penyakit hati, seperti syirik, riya, munafik, dan takabur dalam ibadah. Ibadah yang ikhlas adalah ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah Ta’ala. Ikhlas merupakan ilmu tertinggi yang diberikan Allah Ta’ala kepada umat manusia, dan jika ilmu ini diterapkan dalam setiap langkah kehidupan, Allah Ta’ala menjanjikan limpahan berkah kebaikan bagi kita. Seperti halnya rezeki, jatah rezeki kita semua sama. Yang membedakan pendapatan rezeki kita adalah kualitas hidup kita atau kesesuaian hidup kita dengan kehendak-Nya. Maka dari itu, penulis mengajak pembaca yang dirahmati Allah untuk melihat kembali, merenungi kisah-kisah sahabat, kisah Abu Bakar, kisah Umar, kisah Utsman bin Affan, kisah Abdurahman bin Auf, dan seluruh sahabat ridwanullah ta’ala lainnya bagaimana cara mereka ikhlas dalam meninggikan kalimat-kalimat Allah. Sebagai contoh, bagaimana Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Ini tidak akan pernah terjadi apabila tidak memiliki iman yang kuat, iman yang menusuk ke dalam hati. Semua digunakan fi sabilillah. Harta yang dimiliki oleh Abu Bakar hampir seluruhnya di-infaqkan. Sampai-sampai Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam menegur Abu Bakar, “Apa yang engkau gunakan membiayai hidupanmu dan keluargamu, wahai Abu Bakar, sesudah seluruh hartamu engkau sedekahkan?” Abu Bakar dengan tegas mengatakan, “Aku masih mempunyai Allah dan Rasul-Nya.” Sikap Abu Bakar mendapatkan cemooh sebagian kalangan masyarakat Madinah, atas sikapnya yang menyedekahkan dan menginfaqkan hartanya itu. Abu Bakar sudah tidak lagi hatinya tertambat dengan harta dan segala hal yang terkait dengan dunia. Abu Bakar rela melepaskan harta dan seluruh kekayaan yang dimiliki demi agama Allah, yang diyakininya. Tak ada ragu lagi. Karena, seluruh jiwa dan raganya hanya diarahkan dalam mencari ridha dan kemuliaan dari Allah Ta’ala. Atas sikapnya itu, kemudian diabadikan dalam Al-Qur’an فَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَمَتَـٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّہِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٣٦ Artinya “Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah keni’matan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.” Qs. Asy-Syura [42] 36 Para sahabat, tidak sedikitpun memiliki keinginan menyelisihi. Ini karena ketaatan dan keikhlasan secara total dalam menjalani perintah-perintah Allah Ta’ala. Karena itu, seorang mukmin akan selalu mentaati batasan-batasan yang diberikan oleh Allah Ta’ala dalam menjalani hidup ini. Kesabaran dan keikhlasan orang-orang mukmin yang begitu luar biasa, dan terus memegang iman dan aqidahnya sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, membuat mukmin, mengungguli semua jenis manusia. Inilah yang diisyarakatkan oleh Allah Ta’ala. Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah pernah mengatakan, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi penuh kantongnya dengan kerikil kecil. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat sama sekali.” Marilah kita berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, menguatkan ketaatan kepada ulil amri yang berpegang teguh kepada Allah dan Rasul-Nya, menebalkan keikhlasan untuk berjuang dan berkorban dalam menegakkan serta menyiarkan dakwah Islam hingga Allah Ta’ala menurunkan karunia-Nya berupa kemenangan yang hakiki. Aamiin. R06/P1 Mi’raj Islamic News Agency MINA *Penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Al-Fatah Cileungsi Search Kisah Selir Kerajaan. Bioskop semi ini bercerita mengenai seorang perempuan yang dengan terpaksa harus menjalani hidupnya sebagai selir kerajaan Kisah benar kerajaan Amerika dikalahkan penjual arak ini benar-benar terjadi dan kesanya kerajaan Amerika terpaksa membuat pindaan semula undang-undang mereka pada Disember 1933 Kisah Ribuan Selir Kaisar Dinasti Cerita Inspiratif nilai dari sebuah keikhlasan dan kegigihan. Banyak sekali cara Tuhan untuk mengingatkan kita, pentingnya menghargai orang lain yang memiliki kekurangan, baik itu fisik maupun materil. Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang meminta untuk dilahirkan seperti itu, mereka juga berharap bisa hidup normal, atau lahir dari orangtua yang berkecukupan. Untuk itu, kita wajib merangkul dan tidak menghinanya. Sudah bukan jamannya lagi kita malu dengan kemiskinan, justru kita harus malu jika masih terus terusan meminta ini dan itu kepada orangtua. Sekarang ini, jamannya anak-anak yang hebat, anak yang bisa membanggakan kedua orangtua, baik dengan prestasi, maupun dengan perbuatan dan tingkahlaku berbakti. Cerita inspiratif untuk anak sekolah agar tetap ikhlas dan gigih dalam kebaikan, khususnya belajar dan berbakti kepada orangtuaPesan Moral dari Cerita Inspiratif Cerita inspiratif untuk anak sekolah agar tetap ikhlas dan gigih dalam kebaikan, khususnya belajar dan berbakti kepada orangtua Cerita inspiratif yang menyentuh hati pic pinterest Seorang anak gelandangan yang biasa menjual jasa semir sepatu di sekitar stasiun kereta, berjalan seperti orang pincang, dia bukan acting untuk dikasihani, Sudah lama sandal itu rusak, namun tetap dia perbaiki seadanya. Sambil duduk di pinggiran veron stasiun, tempat biasanya membuka lapak, dia mencoba memperbaikinya lagi, namun apa daya, bukan talinya yang putus, melainkan lubang untuk mengaitkan tali bagian depannya sudah longgar. sudah tidak mungkin untuk diperbaiki lagi. Baca juga Cerita inspiratif dari Merry Riana Sambil termenung sedih, dia menatap dengan tatapan kosong kearah depan. Nampak dari kejauhan, seorang anak seusianya ingin berangkat sekolah, dengan seragam yang bersih dan rapih. Berjalan beriringan seorang ayah di belakangnya, sepertinya seorang pegawai kantoran yang searah dengan sekolah anaknya. Sesekali anak itu membungkuk, berusaha membersihkan sepatu hitam pekat dengan tisu basah miliknya, beberapa kali dia terdorong orang lain, karena begitu banyak orang yang keluar masuk stasiun itu. Dari kejauhan, gelandangan itu terus memperhatikan sepatu yang dipakainya, sepatu itu baru dan mahal, terlihat dari logo yang menempel dan semua orang tahu itu. Beberapa kali dia juga pernah diminta untuk membersihkan sepatu model itu. Caption cerita inspiratif Mereka dipersilahkan duduk, oleh salah seorang pengguna kereta yang sudah duluan berada di sana, asalannya adalah karena orangtua itu membawa anak kecil. Anak itu masih terus berusaha membersihkan sepatunya yang mungkin masih dia anggap kotor. Tidak lama, kereta yang ditunggu akhirnya datang juga, Ayah anak itu bergegas mengajaknya untuk menaiki kereta. Penumpang yang berebut ingin masuk duluan, ternyata membuat salah satu sepatunya terlepas dan tertinggal di veron. Anak gelandangan itu segera berlari mengambilnya dan mengejar kereta yang mulai berjalan. Rupanya anak itu tahu dan sadar bahwa sepatunya terjatuh, kereta itu tidak memiliki pintu pada masing-masing gerbongnya. Ayah anak itu memegang erat tangannya agar tidak jatuh, gelandangan itu masih terus berlari mengejarnya, sampai akhirnya dia tersungkur jatuh. Walau pun begitu, dia terus berlari, kemduain melemparkan sepatu itu dengan sekuat tenaganya. Baca juga Pengalaman study tour ke Bali Sayang, sepatu itu hanya mengenai telunjuk ayahnya dan terlempar jauh. Gelandangan itu mengangkat kedua tangannya sambil berlutu kelelahan. Dengan raut muka yang sangat sedih seperti meminta maaf. Tidak disangka, anak itu melemparkan sepatu satunya lagi, dan mengucapkan terima kasih atas usahanya. Begitu bahagianya dia, memiliki sepasang sepatu mahal yang tidak dia sangka-sangka bisa memiliki sepatu sebagus itu. Pesan Moral dari Cerita Inspiratif Cerita inspiratif anak jaman now pic pinterest Keikhlasan dan kegigihannya dalam berusaha menolong orang lain, membuatnya diberikan ganjaran hari itu juga, bukan sandal yang dia dapat, melainkan sepatu baru yang ber merek dan mahal. Begitu juga jika bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam belajar, tidak akan merasa bosan dan malas, karena keikhlasan membuat semuanya menjadi nyaman dan happy senang. Semoga cerita inspiratif ini bermanfaat untuk kalian semua, terima kasih.
KisahKecintaan Sahabat Nabi Muhammad Saw Terhadap Surah Al-Ikhlas. Surah al-Ikhlas adalah surah ke 122 dalam Al-Qur’an dan tergolong ke dalam surah makkiyah. Surah yang terdiri dari empat ayat ini dinamakan juga surah at-Tauhid, karena isinya menjelaskan tentang keesaan Allah swt sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.

Abu Hasan sangat heran dan terkejut ketika sedang menunaikan haji di Baitullah Makkah. Di saat thawaf, tiba-tiba ia melihat seorang wanita. Entah kenapa wajah wanita itu memancarkan wajah yang sangat bersinar. Abu Hasan pun terkesima, ia kagum. Bayangkan, di medan thawaf yang cukup keras untuk wanita, tapi ia tetap tersenyum. “Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secerah wanita itu. Apakah sebabnya? Mungkin itu karena ia tidak pernah risau dan bersedih hati,” gumam Abu Hasan. Gumaman Abu Hasan itu terdengar oleh wanita itu. Ia melirik sebentar kepada Abu Hasan. Seketika ia bertanya, “Apakah katamu, hai saudaraku? Demi Allah, aku tetap terbelenggu oleh perasaan duka cita dan luka hati karena risau. Dan kupikir, tidak seorangpun yang pernah mengalami musibah seberat ini.” Di tengah keterkejutannya karena gumamamnnya terdengar oleh wanita itu, dengan sedikit malu hati, Abu Hasan bertanya, “Apa yang merisaukanmu? Apa yang telah kaualami?” Wanita itu terdiam. Ada sedikit perubahan di wajahnya. Namun tetap tidak mengurangi ketenangan wajahnya. Ia menarik napas panjang dan sejurus kemudian ia menjawab, “Aku mengalami peristiwa yang sangat berat. Suatu hari suamiku sedang menyembelih kambing kurban. Aku sendiri tengah mengasuh anak-anak kami. Dua anak kami tengah bermain dan seorang lagi tengah menyusu di pangkuanku. “Ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, hai adikku, sukakah aku tunjukan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?’ Adiknya menjawab, Baiklah kalau begitu.’ “Tanpa dinyana, disuruh adiknya berbaring. Kakaknya mungkin hanya melihat apa yang pernah dilakukan ayahnya pada kambing kurban. Dalam beberapa detik saja, tanpa bisa dicegah, disembelihnya leher adiknya itu-persis seperti apa yang dilihatnya. Peristiwa itu begitu saja terjadi. Anakku itu ketakutan sekali ketika melihat darah memancar keluar. Dengan cepat, ia berlari ke bukit. Ia tidak menyangka bahwa hal itu akan terjadi begitu mengerikan. Kami mencoba mengejarnya. Namun, belum juga ditemukan. Ternyata seekor srigala memangsanya sampai habis. Ia pun meninggal. “Suamiku pergi mencari anak kami itu. Berhari hari ia terus mencari dan mencari tak kenal lelah dan tak kenal waktu. Namun kemampuan manusia ada batasnya. Pada puncaknya ia mati kehausan. Betapa aku sangat terpukul. “Waktu itu, aku belum mengetahui apapun. Dan waktu aku keluar untuk mencari suamiku, tiba-taba bayiku merangkak menuju periuk yang berisi air panas. Baginya, periuk itu mugkin sejenis permainan yang menarik. Ditariknya periuk itu dan tumpahlah air panas mengguyur badannya. Semua kulitnya melepuh. Jika kaudengar tangisannya, kau tak akan sanggup. Ia pun meninggal beberapa waktu setelah itu. “Berita ini menyebar dan terdengar oleh anakku yang telah menikah dan jatuh pingsan. Saking tak kuatnya, ia pun meninggal. Dan kini, aku tinggal sebatang kara,” wanita itu mengakhiri ceritanya. Abu Hasan tertegun. Ia memandangi wanita itu sejenak. Bagaimana mungkin wanita itu bisa menghadapi musibah yang telah menimpanya sedemikian hebat? Lalu Abu Hasan bertanya, “Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah itu?” Wanita itu menjawab—kali ini barulah dengan wajah yang sedikit muram, “Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, melainkan ia menemukan di antara keduanya jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti, kecuali sia-sia belaka.” Abu Hasan tertegun sekali. Makin dalam Ia termenung. Ia tidak tahu apakah jika Ia mengalaminya, Abu Hasan akan sanggup mengahadapinya ataukah tidak. Wanita di hadapannya telah mengajarkan hal yang berbeda kepadanya ketika mendapat musibah. Bahwa musibah yang menimpa sesungguhnya merupakan ujian dari Allah swt. Apakah kita bisa menerimanya? Apakah kita menerimanya sebagai ujian hidup? Ataukah kita malah terkungkung? Wanita itu tetap tabah, wajahnya tetap cerah berseri-seri. Siapapun yang melihatnya tidak akan pernah menduga bahwa ia tengah dilanda musibah berat. Hatinya tidak gelisah. Walau Abu Hasan mengetahui sekali bahwa wanita itu tentunya sangat terpukul.

MeneladaniPentingnya Ikhlas dari Kisah Imam Malik Senin , 20 Dec 2021, 02:10 WIB Reporter Inspirasi itu datang karena pada masanya, tidak banyak ulama yang berusaha mengumpulkan hadits dalam satu kitab khusus. Abu Ja’far Al-Manshur yang saat itu bertemu dengan Imam Malik dan melihat hafalan dan penjelasan beliau yang kuat tentang
Sebagai seorang perempuan yang telah menikah, mendapatkan kabar bahagia sebuah kehamilan merupakan impian setiap pernikahan. Menikah dan punya anak menjadi impian saya saat itu, yah tentu saja punya anak juga menjadi impian suami saya dan keluarganya. Impian menimang cucu pertama dari kami. Saya menikah pada tahun 2017, tepatnya pada tanggal 8 Januari 2017. Saat itu saya masih bekerja pada salah satu institusi pendidikan di Makassar dan suami mengabdi pada salah satu rumah sakit daerah di Kota Sorong. Saya tidak pernah menyangka akan berjodoh dengan teman sendiri sewaktu SMA. Sama-sama kelahiran Kota Sorong Papua, yang memaksa saya untuk segera kembali ke kota kelahiran setelah betah selama 10 tahun menjadi warga Kota Makassar. Setelah 6 bulan kami mengarungi kehidupan berumah tangga, akhirnya kabar gembira tentang kehamilan pun dating. Perasaan yang teramat sangat bahagia. Bagi kami kehadiran seorang anak adalah berkah luar biasa dari Tuhan. Saat itu saking bahagianya seolah tidak ada satupun kata yang mampu mewakili rasa bahagia kami. Hari demi hari kebahagiaan kami makin bertambah dengan isyarat dari alam rahim dengan gerakan-gerakannya yang aktif. Kenyataan bahwa ada kehidupan dalam rahim saya sendiri, membuat saya semakin mensyukuri nikmat dan besar kasih sayang-Nya. *** Akan tetapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama kami rasakan. Ketika memasuki trimester kedua dalam kehamilan, anak kami dinyatakan “meninggal” dalam kandungan pada usia 27 minggu. Karena saat USG tidak terdengar lagi bunyi detak jantung janin sebagai tanda kehidupan dari alam rahim. Air ketuban pecah dini karena merembes. Itulah diagnosa dokter terhadap penyebab kehilangan anak kami. Menurut dokter, air ketuban merembes dalam jumlah sedikit dan tidak terlalu sering memang hal yang normal. Namun, berkurangnya air ketuban dalam jumlah banyak akan menimbulkan risiko yang fatal bagi bunda dan janin yang ada di dalam kandungan. Air ketuban merembes atau bocor pada trimester pertama dan kedua dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti keguguran, cacat lahir, lahir prematur, hingga yang paling fatal adalah kematian bayi. Sementara itu, kehilangan air ketuban dalam jumlah besar di masa trimester ketiga akan menyebabkan kesulitan selama proses persalinan. Kabar itu membuat duniaku runtuh dan hancur. Selama berhari-hari jiwa saya merasa sangat terguncang. Saya belum siap dengan “kehilangan” ini. Berbagai penolakan atas kejadian tersebut saya ajukan kepada Tuhan. Mengapa harus saya Tuhanku? Mengapa kau ambil kembali setelah kau memberinya? *** Saya benar-benar memberi signal penolakan, bahwa kenapa harus saya yang mendapatkan ujian “kehilangan”. Lalu kenapa juga saya dipaksa harus mengikhlaskan semuanya. Sementara bukan hanya sakit fisik yang saya derita, tetapi sakit secara psikologis juga saya rasakan. Karena harus melahirkan bayiku sendiri dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Keadaan memaksa saya harus melewati proses kehilangan dengan melihat ibu-ibu lain memposting bayi-bayi mereka yang lahir dengan selamat dan sehat pada laman sosial media. Saya harus melihat teman-teman dengan usia kehamilan yang sama dengan saya menikmati proses kehamilan mereka sampai bayi mereka lahir dengan selamat. Sungguh sebuah potret kebahagiaan yang tidak adil bagi saya. Ibrahim adalah nama yang kami beri kepadanya. Saya tidak pernah menyangka secepat itu saya kehilangan dirinya. Sebagai seorang ibu yang merasakan pengalaman reproduksi setiap bulannya, sangat berat bagi saya mengikhlaskan kepergiannya yang begitu cepat. Bahkan sejak saat itu, rasa baper saya meningkat. Saya sangat sering menangis, bahkan sering terbangun di tengah malam menangis sesegukan. *** Sepanjang tahun 2018 merupakan tahun yang berat bagi saya. Pengalaman kehilangan sosok “Ibrahim” yang belum sempat saya asuh dan asih merupakan jalan takdir yang saya harus terima dan lalui. Dari kehilangannya pun saya benar-benar belajar tentang ilmu ikhlas. Ilmu yang sangat berat untuk mampu mencapai maqomnya. Membaca dan mendengar ceramah dari para pemuka agama tentang keuntungan dan upah besar yang menanti bagi orang tua yang kehilangan anaknya sebelum memasuki usia baligh adalah sebuah kabar gembira dari Tuhan. Karena anak tersebut meninggal dalam keadaan masih suci. Mendengar akan hal itu segala penolakan yang saya tunjukkan di awal kehilangan Ibrahimakhirnya luluh. Saya belajar tentang arti kehilangan yang sesungguhnya. Bahwa benar, betapa kehilangan membuat kebahagiaan seketika menjadi lenyap. Betapa kehilangan mampu merubah keadaan suka menjadi duka. Tidak ada senyum di sana, tidak ada gelak tawa. Hanya gemuruh kesedihan yang saya rasakan. Namun, hikmah dan upah Allah SWT untuk orang tua yang bayinya meninggal, sangatlah besar dan itu adalah keberuntungan yang akan kami terima pada hari akhir nantinya. *** Seperti Nabi Daud yang ditinggal mati oleh putranya. Ketika berkesedihan beliau begitu mendalam dan Allah menanyakan kepadanya, “Wahai Daud, apa perumpamaan anak itu bagimu?” “Wahai Tuhanku, bagiku ia seperti butiran emas yang memenuhi bumi ini.” Kemudian Allah berfirman, “Di hari Kiamat kelak, engkau memiliki pahala di sisi-Ku setara dengan isi bumi ini.” Bagi mereka yang mungkin merasakan pengalaman yang sama dengan saya. Tentu bukanlah hal yang mudah. Namun anak-anak kita yang telah meninggal itu setidaknya mengajarkan kita sebuah “ilmu ikhlas”. Anakku Ibrahim telah mengajarkan saya tentang ilmu itu. Karena tidak ada rasa sedih yang lebih mendalam dari ditinggal oleh sang buah hati.
Kumpulancerita motivasi singkat dan kisah inspiratif yang dapat memotivasi anda menjadi pribadi bijaksana dan sukses hebat. 13 Kata Kata Ikhlas Dalam Menjalani Hidup Koleksi Kata Baru. Dari sisi bahasa Ikhlas berarti memurnikan menghilangkan noda. Ikhlas kata kata kata kata indah kutipan pelajaran hidup. 22 Kata Kata Ikhlas Kehilangan Uang.
Ikhtisar Ikhlas adalah salah satu buah dari tauhid yang sempurna kepada Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi. Ikhlas adalah soal Tauhid. Soal keyakinan, soal kepercayaan. Yakin dan percaya akan seruan Allah dan Rasul-Nya. Yakin dan percaya akan Janji-Janji Allah. Yang lain menyebut “tidak ikhlas,” saya lebih memilih menyebut “saking percayanya sama Allah lalu saya melakukannya.” Yang lain menyebutnya “tidak ikhlas,” saya lebih memilih menyebutnya “berharap sama Allah.” Dan yang lain menyebutnya sebagai pamrih atas ibadah-ibadah yang dilakukan karena dunia, saya lebih kepengen meyakininya sebagai sebuah keutamaan jalan sebab yang memberikan petunjuk adalah Yang Memiliki Dunia yang juga menyuruh kita beribadah. Ikhlas juga mencakup semua ketaatan, ikhlas juga meliputi semua yang Allah kasih kepada kita, ikhlas dalam cinta, dalam iman dan Islam. Agar Ibadah Kita Diterima-Nya Sesungguhnya Allah Swt hanya menerima IBADAH seorang hamba yang benar-benar memurnikan keikhlasan dalam amalnya tersebut, dan ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya. Jika ada kadar 0,01 % kekotoran syirik dalam amalan tersebut, maka Allah tidak akan menerima amalan tersebut! jika amalan tersebut diamalkan tidak seperti apa yang Allah syari’atkan melalui Rasul-Nya, maka amalnya tertolak. Dalilnya, Rasulullah Saw bersabda “Sesungguhnya Allah tidak menerima satu amalan kecuali dengan ikhlas dan mengharap wajah-Nya.” Dalam shalat kita membaca ayat dalam surah Al-Fatihah yang artinya, “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” Dan bukankah dalam shalat kita juga mengucapkan “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, semuanya hanya untuk Allah?” Tapi kenyataannya, sangat sulit merealisasikan ikhlas dalam setiap perbuatan kita. Niat segala perbuatan kita ternyata bukan lagi untuk mencari ridha Allah. Tapi niat kita adalah untuk mencapai kepentingan pribadi, dan kepentingan duniawi. Niat Ikhlas ini sering pula disusupi oleh sifat ujub dan riya’. Perbuatan kita lakukan untuk membanggakan diri, dan ingin dipuji oleh manusia. Ya, mencari ridha manusia. Saya sering menyebut tidak mengapa kita melakukan ibadah dan mengejar apa yang Allah janjikan. Ketika yang lain menamakan pamrih dan atau tidak ikhlas, saya menyebutnya Iman. Percaya. Karena saya percaya sama apa yang diseru Allah dan Rasul-Nya, lah ya saya kerjakan. Ketika Allah dan Rasul-Nya menyuruh dhuha agar rezeki terbuka, dan atau menjanjikan keutamaan dhuha bisa begini dan begitu, ya saya sambut. Saya kerjakan. Sepenuh hati. Ini juga namanya Ikhlas. Bahasa entengnya Nurut. Tunduk. Kita percaya sama Allah. Masa janji yang dijanjikan oleh Yang Maha Benar kita sia-siakan? Iya gak? Sambut, percaya, yakini, dan jalankan. Manteb. Pendahuluan / Prolog Pendahuluan Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kami memuji, meminta pertolongan dan ampunan. Kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan nafsu dan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah Swt, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan, maka tidak ada yang bisa diluruskannya. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah. Kunci diterimanya amal ibadah adalah harus ikhlas dalam menjalankan amal ibadah. Ikhlas merupakan tolok ukur atau kunci diterima tidaknya seseorang di dalam melaksanakan amal ibadah. Kata kunci ikhlas adalah melakukan segala sesuatu yang baik semata-mata hanya mengharap kepada Allah Swt saja tidak mengharap kepada selain Allah Swt. Hanya kepada Allah Swt yang dituju sehingga jika mendapat pujian dari seseorang atau tidak, tidak menjadikannya sombong atau lupa diri dan tidak kecewa karena yang dituju hanya Allah semata. Hatinya orang yang ikhlas pasti dijamin tenang tidak mudah terpengaruh oleh pujian atau celaan dari siapa saja baik dari kawan maupun lawan. Orang yang beramal ibadah dengan ikhlas walaupun capek tidak terasa capek bahkan terasa ringan karena yang dituju adalah Ridha-Nya semata. Dalam ajaran Islam diterima tidaknya amal ibadah seseorang bergantung pada niatnya. Jika niatnya salah yaitu tidak niat mengharap ridha-Nya maka akan berakibat amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah Swt. Mengerjakan amal ibadah dengan ikhlas perlu kita jaga dengan baik dan berhati-hati, apabila tidak kita jaga dengan baik dan berhati-hati dalam beramal bisa dengan mudah amalan yang kita kerjakan menjadi amalan sia-sia di hadapan Allah Swt. Kita dalam beramal harus benar-benar murni mengharap ridha Allah Swt. Imam Ghazali pernah berkata bahwa setiap orang akan hancur binasa kecuali orang-orang yang berilmu ulama dan setiap orang yang berilmu akan hancur binasa kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya dan setiap orang yang mengamalkan ilmunya akan hancur binasa kecuali orang-orang yang ikhlas dalam beramal ibadah. Keikhlasan berada pada garis yang paling mulia.“ Ingatlah bahwa ikhlas kepada Allah Swt juga akan menyelamatkan badan dan jiwa dari semua derita! Pernyataan ini bukan sekadar bualan, melainkan sudah teruji dan terbukti pada orang-orang yang memiliki keutamaan dan kemuliaan, khususnya para Nabi, para sahabat Nabi, dan Tabi’in. Mereka telah mendapatkan kemenangan, keberuntungan, dan kesuksesan di dunia, begitu pula di akhirat. Untuk itu, buku ini sangat diperlukan untuk menjelaskan keutamaan dan bentuk-bentuk ikhlas, serta menjelaskan bahaya riya dan cara pencegahannya dan penjelasan-penjelasan lain yang bermanfaat. Buku ini didasarkan pada Al-Qur’an dan hadits-hadits yang kuat yang telah diteliti dan dikoreksi oleh para ahli hadits, tujuannya agar latar belakang penulisan buku ini benar-benar dapat dicapai. Semoga Allah menjadikan amal kami murni karena-Nya, dan semoga buku ini akan memberikan manfaat bagi kami pada hari kiamat dan akan melindungi kami pada hari orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Daftar Isi Pengantar Pengantar Ust. Yusuf Mansur Pendahuluan Daftar Isi BAB I - Ikhlas Kunci Utama Diterimanya Amal Ibadah A. Manisnya Ikhlas, Bahayanya Riya dan Syirik B. Ancaman dan Tipu Daya Setan C. Ikhlas Kunci Kesuksesan D. Kemenangan Nabi Yusuf As Adalah karena Keikhlasan E. Kisah Ikhlasnya Seorang Anak yang Beriman F. Kisah Ikhlasnya Nabi Ibrahim As dan Istrinya G. Amal Shalih yang Didasari Takut Kepada AllahMerupakan Salah Satu Implementasi Ikhlas H. Doa Orang yang Dizalimi dan Ditindas Mustajabah I. Manfaat Bergaul dengan Orang yang Ikhlas J. Keutamaan Ikhlas dalam Mengamalkan Ajaran Agama 1. Ikhlas dalam Bertauhid 2. Ikhlas dalam Niat 3. Ikhlas dalam Shalat 4. Ikhlas dalam Bersujud 5. Ikhlas dalam Menghiasi Malam Ramadhan 6. Ikhlas dalam Menghidupkan malam Lailatul Qadr 7. Ikhlas dalam Mencintai Masjid 8. Ikhlas dalam Perjalanan untuk Shalat 9. Ikhlas Menunggu Shalat Jamaah di Masjid 10. Ikhlas Menjawab Azan 11. Ikhlas dalam Berpuasa 12. Ikhlas dalam Mengeluarkan Zakat 13. Ikhlas dalam Bersedekah 14. Ikhlas dalam Menunaikan Ibadah Haji 15. Ikhlas Ingin Mati Syahid 16. Ikhlas dalam Ketetapan Hati 17. Ikhlas Siap untuk Berperang 18. Ikhlas dalam Berjihad 19. Ikhlas dalam Bertaubat 20. Ikhlas dalam Beristighfar 21. Ikhlas dalam Menangis 22. Ikhlas dalam Berzikir 23. Ikhlas dalam Kejujuran 24. Ikhlas dalam Bersabar 25. Ikhlas Dalam Bertawakkal 26. Ikhlas dalam Mencintai 27. Ikhlas dalam Bersilahturrahim di Jalan Allah 28. Ikhlas dalam Berbakti kepada Orangtua 29. Ikhlas dalam Meninggalkan Kemungkaran 30. Ikhlas dalam Memberikan Upah 31. Ikhlas dalam Niat Meskipun Belum Berbuat 32. Ikhlas dalam Berzuhud 33. Ikhlas Dalam Bertawadhu’ Rendah Hati 34. Ikhlas dalam Membangun Masjid 35. Ikhlas Berziarah ke Masjid Rasulullah Saw UntukBelajar dan Mengajar 36. Ikhlas dalam Menyiapkan Perang dan MemberikanTeladan 37. Ikhlas Mengantarkan Jenazah Muslim 38. Ikhlas dalam Memberikan Makanan 39. Ikhlas dalam Berdoa K. Keikhlasan Semu BAB II - Bahaya Riya, Mengetahui Penyebab dan Upaya Menghindarinya A. Bahasa tubuh Riya’ badani B. Perbuatan yang Nampaknya Syirik atau Riya, tetapiBukan C. Obat dan Upaya Menghindari Riya’ 1. Mengetahui keagungan Allah, nama-nama-Nya, sifatsifat-Nya, dan mengetahui keesaan-Nya sesuai dengankemampuannya 2. Mengetahui siksa dan kenikmatan alam kubur 3. Mengetahui Hadits-Hadits Tentang Siksa Kubur 4. Mengetahui Janji Allah Kepada Orang-Orang yangBertakwa di Surga 5. Mengingat Mati dan Bersikap Realistis 6. Mengetahui Hakikat Dunia dan Kefanaannya 7. Berdoa 8. Memunculkan Rasa Takut Akan Munculnya Riya’Setelah Beramal 9. Membiasakan Menyembunyikan Amal Baik Kecualidalam Keadaan Mendesak 10. Bersahabat dengan orang yang ikhlas, shalih danbertakwa 11. Takut Terhadap Riya’ 12. Menjauhi Celaan Allah 13. Ingin Dicintai Allah daripada Manusia 14. Mengetahui Apa Yang Ditakuti Setan D. Perbuatan yang Ditakuti Setan BAB III - Ikhlas dan Rahasia Kedahsyatannya A. Akibat-akibat Riya’ B. Beberapa Hadits Shahih Mengenai Ikhlas dan KecamanTerhadap Riya’ dari Kitab “at-Targhib wa at-Tarhib” C. Nasihat dan Kata Mutiara Yang Berkaitan dengan Ikhlas D. Kata Mutiara dari Orang-orang Salaf Mengenai Niat,Ikhlas dan Bahaya Riya’ E. Kisah Inspiratif Rahasia Kedahsyatan Ikhlas 1 Kisah Kakek dan Pencuri Pepaya 2 Kisah Nenek yang Ikhlas 3 Bekerja Ikhlas Menuai Hasil yang Baik 4 Belajarlah untuk Ikhlas 5 Buah Keikhlasan [Sebuah Kisah Nyata] 6 Kisah Menarik Dahsyatnya Ikhlas Sedekah 7 Kisah Inspiratif tentang “Ikhlas” 8 Kisah Cerdiknya Seorang Pemuda yang Ikhlas 9 Ikhlas Itu Indah 10 Kisah Teladan Orang-Orang Ikhlas Kutipan BAB 1 / Ikhlas, Kunci Utama Diterimanya Amal Ibadah Sebelum Anda melangkah untuk melakukan amal ibadah, Anda harus tahu terlebih dahulu cara yang efektif agar amal ibadah dapat diterima oleh Allah Swt. Jangan sampai Anda berlelah-lelah beribadah tetapi tidak memperoleh apa-apa. Ingatlah! Banyak orang yang berlelah- lelah melaksanakan amal ibadah, namun hasilnya nihil, malah di akhirat ia harus bersiap-siap menghadapi siksaan dari Allah Swt. Rasulullah Saw telah memperingatkan dalam hadits berikut ini “Banyak orang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar. Banyak orang bangun shalat malam, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali keterjagaan saja.” HR. Ibnu Majah. Untuk itu, Anda harus tahu terlebih dahulu syarat agar amal ibadah yang kita lakukan diterima di sisi Allah Swt. Setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi bila amal ibadah Anda diterima di sisi Allah Swt, yaitu Dalam melakukan amal ibadah yang dituju hanya ingin mencapai ridha Allah. Dalam melakukan amal ibadah harus mengikuti ketentuan yang telah diberikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah dalam sunnahnya. Apabila salah satu dari dua syarat tersebut tidak dipenuhi, maka amal ibadah Anda tidak dapat dikatakan sebagai amal shalih. Implikasinya, amal ibadah Anda tidak diterima oleh Allah Swt, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah berikut ini “Katakanlah Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendak-lah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” QS. Al-Kahfi 110 Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah Swt hanya menerima “amal shalih” yang dilakukan dengan ikhlas hanya karena Allah Swt, bukan karena ada motivasi lain. Yang dimaksud “amal shalih” itu sendiri adalah semua amalan yang sesuai dengan ketentuan syara’. Syekh Al-Bani At-Tawassul anwa’uhu wa ahkamuhu. Al-Hafizh Ibn Katsir dalam tafsirnya juga menyebutkan bahwa ada dua syarat agar amal ibadah dapat diterima Allah Swt, yaitu perbuatannya dilakukan dengan ikhlas karena Allah, dan sejalan dengan syariat Allah dan Rasulullah, Muhammad Saw. Pendapat senada juga dikemukakan oleh al-Qadhi Iyadh dan ulama lainnya. A. Manisnya Ikhlas, Bahayanya Riya dan Syirik Setiap amal ibadah harus didahului dengan niat, sebagai-mana sabda Rasulullah Saw “Sesungguhnya seluruh amal ibadah bergantung pada niatnya.” Agar supaya niat memenuhi harapan, maka niat harus dilakukan dengan tulus ikhlas hanya karena Allah semata. Niat yang tidak ikhlas hanya akan membuat amal ibadah yang kita kerjakan sia-sia belaka. Allah hanya menerima amal ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, yaitu hanya mengharapkan ridha dari-Nya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Swt berikut “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” QS. Al-Bayyinah 5 Juga dalam firman-Nya “Katakanlah “Jika kamu Menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah Mengetahui.” Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” QS. Ali Imran 29 Dalam ayat ini Allah melarang perbuatan riya memamerkan amal kepada selain Allah. Karena riya akan menghapus amal ibadah yang telah dilakukan seperti yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya “Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” QS. Az-Zumar 65 Sikap riya sangat merugikan, karena riya dapat menghapus pahala orang yang melakukan amal ibadah. Untuk itu, dalam beberapa kesempatan kita dianjurkan senantiasa berdoa agar dijauhkan dari sifat riya, seperti doa ketika membaca talbiah yang diucapkan orang yang sedang menjalankan ibadah haji, sebagai berikut “Ya Allah jadikanlah haji kami haji yang tidak bercampur dengan sifat riya dan sum’ah.” HR. Adh-Dhiya dengan sanad yang shahih. Rasulullah Saw juga memberikan peringatan keras agar kita menghindari sifat riya, seperti yang tersebut dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah “Manusia pertama yang dihisab oleh Allah pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Kemudian Allah mendatanginya seraya menunjukkan pahala yang akan diperolehnya, maka tahulah dia pahala tersebut. Allah bertanya Apakah yang telah kamu perbuat? Dia menjawab, saya berperang hanya karena Engkau sampai saya mati syahid.’ Allah berkata, kamu telah berbohong, karena kamu berperang agar ada yang mengatakan, engkau pemberani!’, sebagaimana yang dikatakan orang. Kemudian Allah memerintahkan dia pergi seraya melemparkan amalnya ke mukanya sampai dia terlempar ke neraka. Kedua Kemudian orang yang menuntut imu kemudian mengajarkan ilmunya serta rajin membaca Al-Qur’an seraya menunjukkan nikmat-nikmat yang akan diterimanya, maka tahulah dia akan nikmat-nikmat itu. Allah bertanya, Apakah yang telah kamu perbuat?’ Dia menjawab, saya menuntut ilmu kemudian mengajarkannya dan saya rajin membaca Al-Qur’an karena Engkau.’ Allah menjawab, kamu berbohong, karena engkau belajar agar dikatakan kamu adalah orang yang pandai dan kamu membaca Al-Qur’an agar dikatakan kamu adalah Qari!’ Sebagaimana yang dikatakan orang. Kemudian Allah memerintahkan kepadanya seraya melemparkan amalnya ke mukanya sampai dia terlempar ke neraka. Ketiga Kemudian orang yang diberi kelapangan rezeki oleh Allah dan dia menyisihkan sebagian untuk sedekah. Allah menghampirinya sambil menunjukkan pahala yang akan diterimanya, maka tahulah dia pahala tersebut. Allah bertanya, Apa yang telah kamu perbuat?’ Dia menjawab, saya tidak pernah meninggalkan jalan yang Engkau cintai dalam menafkahkan harta, kecuali saya menafkahkan sebagian harta tersebut hanya karena Engkau’. Allah menjawab, Kamu berbohong, karena kamu berbuat seperti itu supaya kamu dikatakan orang dermawan!’ Sebagaimana yang dikatakan orang. Kemudian Allah memerintahkan kepadanya seraya melemparkan amal tersebut ke mukanya sampai dia terlempar ke neraka.’ HR. Imam Muslim. Dan hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda “Allah Swt berfirman Saya adalah sekutu yang paling tidak butuh dengan sekutu, barangsiapa beramal dengan menyekutukan Aku dengan selain Aku, maka Aku akan meninggalkan dia dan sekutunya.” HR. Imam Muslim Juga beliau Saw bersabda “Barangsiapa yang menuntut ilmu tidak karena mencari ridha Allah, maka dia hanya mendapat imbalan dunia, dia tidak mendapatkan bau surga pada hari kiamat.” HR. Abu Daud. Ternyatadayang Drati, yang kemudian diambil sebagai selir pun tidak ikhlas dalam melayani Abiyasa sebagai suaminya com tentang 7 Kisah Seksual Zaman Kuno Paling Aneh Di Dunia Akan tetapi, Raja Thailand kemudian mencopot gelar tersebut Seperti halnya raja-raja di dunia, Kaisar China pun juga didampingi selir-selir muda nan rupawan untuk Hajar protes karena suaminya meninggalkan dia dan anaknya yang masih kecil di padang pasir tak bertuan. Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberi mengejar Ibrahim, suaminya, dan berteriak, “Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini? Bagaimana kami bisa bertahan hidup?” Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan masih terus mengejar sambil menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit, “Apakah ini perintah Tuhanmu?”Kali ini Ibrahim, sang khalilullah, berhenti melangkah. Dunia seolah berhenti berputar. Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim. Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah. Pertanyaan, atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semua membalik tubuhnya, dan berkata tegas, “Iya!”.Hajar berhenti mengejar. Dia terdiam. Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang memgagetkan semuanya malaikat, butir pasir dan angin, “Jikalau ini perintah dari Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Tuhan akan menjaga kami.”Ibrahim pun beranjak pergi. Dilema itu punah sudah. Ini sebuah pengabdian, atas nama perintah, bukan sebuah pembiaran. Peristiwa Hajar dan Ibrahim ini adalah romantisme ikhlas. Ikhlas adalah wujud sebuah keyakinan mutlak pada Sang Maha Mutlak. Ikhlas adalah kepasrahan bukan mengalah apalagi menyerah kalah. Ikhlas itu adalah engkau sanggup berlari melawan dan mengejar, namun engkau memilh patuh dan adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri dari semua yang engkau cintai. Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain. Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengalkulasi hasil akhir. Ikhlas tak pernah berhitung. Ikhlas tak pernah pula menepuk dada. Ikhlas itu tangga menujuNya. Ikhlas itu mendengar perintahNya dan menaatiNya. Ikhlas adalah ikhlas. Titik.“Belum cukupkah engkau memahami apa itu ikhlas dari diamnya Hajar dan perginya Ibrahim?”Dan aku, kamu, serta kita, semuanya tertunduk pasrah bersama Malaikat, butir pasir dan a’ ini sebelumnya telah tayang di KisahRasulullah dan Jeruk Asam yang Patut Diteladani. Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah. Bahkan para ulama mengatakan, ruhnya amal adalah ikhlas. Dalam Kitab Al-Hikam, Syeikh Ibnu Atho'illah As-Sakandari (wafat 1309), menceritakan salah satu akhlak mulia Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam (SAW).

Priadalam video tersebut sangatlah ikhlas memberi apapun yang Ia miliki, karena Ia sadar semua itu bukanlah miliknya, banyak sekali diluar sana yang lebih m

\nkisah inspiratif tentang ikhlas
Meminjamkata pepatah, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap orang yang sukses selama perjalanan hidupnya, tak lepas dari tetes keringat seorang guru yang mendidiknya. Buku ini berisi kumpulan kisah para guru penggerak yang memiliki semangat dalam mendidik para siswanya dengan cara mereka masing-masing. Setidaknya kisah mereka terbagi menjadi
Adabanyak teori tentang pencapaian ikhlas, dan sebuah kisah yang dihadapi salah seorang pengguna Facebook ini memberi pandangan yang lain tentang arti ikhlas sebenarnya. Terima kasih kepada Ibu Siti Sukma Herawati yang telah membagi kisah inspiratif ini melalui akun media sosialnya. Advertisement. #Facebook. #ikhlas. #indonesia. #inspirasi
SetiapKejadian Akan Memiliki Makna. 5. Menuju Sukses Butuh Usaha Dan Kerja Keras. Kategori Ilmu Berkaitan Agama Islam. Materi Agama Islam. 1. Kisah Seorang Penjual Kerupuk Buta Dengan Hati Yang Begitu Ikhlas. Pada suatu hari ada seorang penjual kerupuk dengan keterbatasan fisik.
DihadiahiMutiara Indah. Alkisah, hiduplah empat orang anak bersama ayah mereka yang sedang sakit. Faiz, sang anak bungsu selalu merawat Ayah mereka yang sedang sakit tersebut dengan tulus dan ikhlas. Sementara tiga anak lainnya tidak mau merawat sang Ayah. Saat sang Ayah meninggal, Faiz pun begitu sedih. Berpuasadi bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, mungkin belum semua orang tahu karena puasa ini masuk kategori sunnah. Tata cara puasa Muharram, juga tidak sulit bahkan sama halnya dengan puasa yang dilakukan di bulan Ramadhan.. Pada bulan pertama tahun Hijriyah tersebut, terdapat beberapa hari yang disunnahkan untuk berpuasa. Yaitu
Bekerjadengan Ikhlas, Gigih dan Pantang Menyerah, Inilah Kisah Inspiratif Susi Pudjiastuti Tiffany Maulany Putri 06 November 2020 | 15:33:40 Bekerja dengan Ikhlas, Gigih dan Pantang Menyerah, Inilah Kisah Inspiratif Susi Pudjiastuti.
KISAHCERDIKNYA SEORANG PEMUDA YANG IKHLAS. By. Admin. -. May 6, 2013. 7408. Yang menyaksikan kisah ini berkata : Suatu hari aku di Mekah di salah satu supermarket. Setelah aku selesai memilih barang-barang yang hendak aku beli dan aku masukan ke kereta barang maka akupun menuju tempat salah satu kasir untuk ngantri membayar.
Padamalam harinya ketika hendak tidur, Dr Abdul Kalam pergi untuk mencium sang ayah. Dia bertanya, apakah ayahnya sungguh benar-benar menyukai roti buatan ibunya yang gosong. Sang ayah memeluknya dan berkata:”Ibumu menghabiskan hari yang berat di tempat kerja hari ini dan dia benar2 lelah. Lagi pula, roti gosong tidak akan pernah menyakiti
Search Kisah Selir Kerajaan. Para pendeta Mesir dibebaskan dari pajak dan layanan lainnya kepada negara Cuma, menurut catatan sejarah, Prabu Brawijaya VII memerintah pada 1498-1518 Kisah cinta antara raja dan para selirnya juga enggak lepas dari tragedi Kisah kehidupan glamornya di Grand Hotel Sonnenbichl di Garmish-Partenkirchen, dengan 20 selir yang

🔴🔴🔴🔴🔴Instagram : Twitter, Telegram: @pemudahijrahFacebook: Pemuda Hijrah Website & Streaming: https

aa1oV.